Previous chapter:
Chapter 9: – Bara yang Mulai Menyala
Next chapter:
Chapter 11: – Retakan Kepercayaan
PREVIEW
... balut desa Rothern ketika Kaelen dan kelompoknya menyelinap masuk melalui jalur irigasi yang sempit. Air dingin merendam hingga lutut mereka, membekukan tulang, namun tak satu pun bersuara. Hanya desiran arus dan detak jantung yang terdengar di kepala masing-masing. Bau tanah basah bercampur anyir samar membuat mereka semakin waspada.
Serina berbisik pelan, nyaris tak terdengar. "Darek, kau yang paham jalur ini. Bawa kami ke rumah tua yang kau sebut."
Darek mengangguk dan mulai b ...
YOU MAY ALSO LIKE