Previous chapter:
Chapter 138: Ketakutan Anda
Next chapter:
Chapter 140: Nafsu Makan
PREVIEW
... Kelegaan yang luar biasa membuat air matanya mengalir lagi. Ishakan mengira air matanya akhirnya mulai surut, dan tidak tahu harus berbuat apa dengan banjir baru itu. Pria yang biasanya fasih itu tidak bisa berkata apa-apa, seolah-olah dia kehilangan lidahnya. Dia hanya memeluk Leah tanpa suara.
Sambil bersandar padanya, dia menangis sekuat tenaga. Sudah lama sekali sejak dia bisa menangis sebebas itu. Ini hampir pertama kalinya dia menangis secara terbuka, alih-alih menangis dalam diam ...
YOU MAY ALSO LIKE